Kutipan Terbaik Buku Eminus Dolere: Panduan Mempersiapkan Perpisahan

Kutipan terbaik buku Eminus Dolere: Panduan Mempersiapkan Perpisahan

Disclaimer: Tulisan ini berisi link afiliasi. Jika kamu mengklik link itu dan melakukan pembelian, saya mendapatkan komisi kecil. Terima kasih atas dukungannya!

Sebelum membaca kutipan terbaik buku Eminus Dolere: Panduan Mempersiapkan Perpisahan, ada sedikit yang ingin saya sampaikan. Sebagai sebuah kutipan, tentu saja memiliki potensi menyesatkan, kehilangan konteks, dan terpenggal dari keutuhannya. Untuk itu, saya menyarankan agar tidak menganggap satu kutipan di bawah ini sebagai ide yang utuh. Anggap saja kutipan ini sebagai pancingan terhadap bentuk utuh karya kreatif yang lain, atau sebagai stimulan agar kamu membeli bukunya.

Buku ini terbagi menjadi tiga babak: Bertemu, Bersama, dan Berpisah, dengan juga ada prolog sekaligus epilognya.

***

Berikut kutipan terbaik buku Eminus Dolere: Panduan Mempersiapkan Perpisahan (tentu saja “terbaik” menurut saya):

Prolog

“Perpisahan terlalu getir untuk aku ingat, tapi kebersamaan kita terlalu berharga untuk dilupakan”

“Apa yang bisa diharapkan dari tulisan yang dibikin saat sedang patah hati? Aku hanya ingin ingatan tentang kita terus ada, meski tidak lagi bersama”

“Tidak ada yang lebih klise atau sepele dari orang patah hati dan hujan”

“Manusia cenderung hidup di masa lalu. Sedang aku adalah apa yang terjadi saat ini. Kenangan hanya sebuah benda yang kubawa. Sementara manusia menganggap kenangan sebagai realitas yang masih ada”

Bertemu

“Cinta selalu tampil di muka, lebih dekat dari kawat gigi kita. Ia harus mudah. Tidak rumit seperti mengurus KTP atau memperpanjang SIM”

“Kita seringkali lupa berbagi kepada mereka yang membuat kita bangkit berdiri”

“Aku pendendam dan selalu menyimpan baik-baik setiap luka yang orang beri padaku”

“Aku lupa beberapa manusia tak bisa berpikir lurus pada hari pertama bertemu kematian atau sesaat setelah jatuh cinta. Aku yang kedua”

“Tapi aku akan tetap menyukaimu, menunggumu untuk peduli, meski kelak, nasib hanya akan membuat kita berpisah”

“Kamu tahu, banyak orang menjadi demikian dungu ketika jatuh cinta, padahal ia hanya perlu jadi manusia untuk membuat orang lain tertarik padanya”

“Aku ingin diterima tapi ah persetan demit kolong gimbal, aku hanya ingin bertemu, melihatmu tersenyum lalu terbawa mimpi sesudahnya”

“Bicara itu melegakan. Mencintaimu itu membebaskan”

“Bagimu rayuan dan segala tetek bengek yang menyertainya punya kadar kepalsuan lebih bobrok dari ludah politisi”

“Kerinduan mengajarkanmu imajinasi tentang pertemuan”

“Harapan seringkali berulah seperti pisau tajam yang menusukmu pelan-pelan lalu ditarik secara tiba-tiba”

“Harapan juga kadang seperti menumpuk mesiu dan meledakkannya tanpa aba-aba”

“Harapan adalah pisau, sementara aku benci benda tajam”

“Kita cenderung untuk melupakan banyak perkara yang membuat luka”

“Jarak mengajarkan kita kesabaran dan menghargai pertemuan”

“Aku kira saat jatuh cinta kita bukan hanya bersiap untuk menghadapi pengkhianatan, tapi juga harus siap untuk bersekutu dengan jarak”

“Kata-kata tak punya tempat dalam persetubuhan”

“Jika mencintai adalah perkara bentuk dan kehadiran. Maka sudah pasti mereka yang jatuh cinta adalah atheis”

“Aku tak pernah paham puisi. Tak pernah menyenangi sajak. Mereka berbelit seperti rimbunan jerami”

“Aku mencintaimu dengan segala kedunguanku dan oleh sebab itu, aku tidak ingin lagi membebanimu dengan perasaan-perasaanku”

“Cara terbaik untuk hidup adalah merelakan yang tak bisa kita kendalikan”

“Barangkali memang benar, nyeri paling hebat bukanlah luka badan, tapi luka yang lahir dari penantian”

“Pemahaman didapat setelah proses kontemplasi. Sedangkan pengetahuan bisa didapat lewat bacaan atau pengalaman”

“Ada hal yang baiknya tidak dimulai atau segera diakhiri sebelum ia kemudian berkembang terlalu jauh”

BACA JUGA: Resensi Buku Eminus Dolere: Panduan Mempersiapkan Perpisahan

Bersama

“Segala tentangmu adalah cinta dan segala cinta adalah tentangmu”

“Meyakini hidup sebagai sebuah arus statis dan kita mengikutinya, bagiku adalah menghina ke-mahahebat-an Tuhan”

“Kau adalah segala yang bernama surga sementara”

“Kamu tidak harus mengalah kepada lelaki lemah yang takut pada perempuan cerdas dan berdaulat”

“Bisakah kita berharap orang lain mau mengerti dan belajar tentang empati?”

“Empati, seperti juga perasaan sentimental, kerap kali membuat kita susah”

“Aku berdoa agar napasmu tak terputus dan kebahagiaanmu memanjang”

“Kita lebih sering bertengkar daripada jumlah presiden SBY mengucapkan kata prihatin”

“Lelaki adalah makhluk paling gombal setelah kuda”

“Pernikahan, kukira, adalah bagaimana kita tetap bisa bermain dan bersenang-senang seraya meningkatkan tanggung jawab”

“Aku adalah tanah kering tandus. Kamu adalah hujan bulan Desember”

“Cinta hanyalah omong kosong kemewahan yang mustahil kita penuhi”

“Kamu perempuan yang lebih menyenangkan dari tidur sambil bermalas-malasan sepanjang pagi di hari minggu”

“Kamu lelah memberi kesempatan, Aku malas membuktikan diri”

Berpisah

“Barangkali seperti kembang api malam tahun baru, keindahan itu tidak pernah abadi”

“Cinta memang seperti itu, merepotkan dan seringkali datang seperti bencana”

“Rindu itu hal sepele yang dibesar-besarkan hormon”

“Rindu tak pernah hadir saat kita sedang bahagia dan kuat”

“Barangkali nasib memang semacam ini, jatuh cinta, berpisah lalu dilahap rindu hingga gila”

“Tapi bukankah hidup perihal melupakan dan dilupakan?”

“Luka hadir dari usaha mengingat kenangan yang tidak perlu”

“Cinta yang ditunjukkan seperti kabaret sirkus tak lebih berharga dari kentut”

“Menyesali masa lalu adalah pekerjaan paling bodoh selain menunggu mati”

“Barangkali menjadi bedebah dan tidak menyerah pada hidup adalah cara paling baik menjadi penyintas”

“Perempuan yang akan Bung nikahi sebentar lagi itu, adalah satu-satunya cahaya dalam hidup saya, yang membuat ibu saya jatuh cinta dengan kesederhanaannya”

“Hidup sering menjadi sebuah usaha melawan kenangan dan kita kerap dipaksa menyerah kalah sebelum memulai”

“Tak pernah ada manusia yang dengan bijak menyapa masa lalu yang perih seperti seorang karib”

“Barangkali cinta itu seperti ini sayangku; kamu berjumpa, memupuk harapan, bersama, memupuk lebih banyak harapan, untuk kemudian dibuat kecewa oleh harapan-harapan itu”

“Karena perpisahan mengajarkan pilu, maka, izinkan aku merelakanmu”

“Aku tidak akan memaksamu untuk tinggal, seperti juga kamu tidak bisa memaksaku untuk berhenti berharap”

“Tapi nasib bukan dadu yang dilemparkan, nasib adalah akibat-akibat dari pilihan yang kita ambil”

“Bijak, kata paling mustahil dari banyak kesombongan manusia”

“Yang pasti dari perpisahan adalah luka, dan sisanya adalah dusta”

“Kusimpan kisah kita di bawah bantal, sesekali mengintipnya sebelum tidur, dan berharap nasib mujur akan membawanya ke dalam mimpiku”

“Sebesar apapun rasa sayangmu, jika pasanganmu tidak memiliki perasaan serupa, ia hanya akan jadi penjara”

Epilog

“Bagiku pernikahan adalah puncak kematian bagi manusia yang ingin merdeka”

“Bagiku mustahil untuk bisa hidup dengan satu orang yang sama bertahun-tahun”

“Aku menolak anggapan bahwa tiap manusia dilahirkan untuk satu orang yang lain”

“Mereka yang mencibir ketidaksetiaan adalah manusia-manusia yang gagal menerima diri mereka sendiri”

“Tak perlu menyesal karena hubungan kita berakhir, tapi ingat bahwa kita pernah bersama”

***

Itu baru kutipannya saja. Kamu bakal memahami konteks atas kutipan-kutipan di atas jika kamu membeli sekalian bukunya. Kamu bisa beli bukunya di sini:

Buku Eminus Dolere: Panduan Mempersiapkan Perpisahan

Atau kalau kamu masih ingin mengenal bukunya terlebih dahulu, kamu bisa baca resensi Eminus Dolere: Panduan Mempersiapkan Perpisahan di sini

Sekian kutipan terbaik buku Eminus Dolere: Panduan Mempersiapkan Perpisahan. Mana kutipan terbaik menurutmu?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *